Friday, November 14, 2008

PEMILU dan bau-bau busuknya

Postingan ini sebenarnya udah ditulis beberapa minggu yang lalu tapi terkurung dalam draft aja.tapi setelah baca blog rensus saya kembali tergugah utnuk melanjutkan.

Seperti hal nya PEMILU yang akan berlangsung di negeri ini tahun depan, kampus saya, FE UI, lagi hebring-hebringnya soal pemilihan ketua BEM dan calon anggota BPM. Suasana macam apa yang dapat anda nikmati di FE selama beberapa minggu terakhir ini? Tidak lain tidak bukan "pertunjukan" dari agenda pemilu FE. Mulai dari perkenalan visi-misi para calon, debat publik yang entahlah apakah memang berguna untuk benar-benar menunjukan "siapa" sebenarnya para calon kita tersebut, kampanye2 konyol macam orasi dan bernyanyi2 gak jelas, sampai ramenya foto2 yang mengumbar senyuman para calon yang seolah berkata "pilih saya ya...!"
Dan yang lebih sial dari itu semua, saya setidaknya adalah bagian dari kekonyolan itu, jelas sudah saya dan teman saya (maaf..gw ngejerumusin lo, gw gak bermaksud) adalah sosok "ikan" seperti kata Rensus yang udah kena bau-bau busuknya pemilu.

Sebuah cerita yang panjang kalau menjelaskan kenapa saya sekarang menjadi "ikan berbau busuk pemilu", saya sendiri bingung menelusuri nya lagi. Yang jelas saya sempat menjadi campaign manager salah seorang calon ketua BEM yaitu teman saya sendiri dan sekarang menjadi simpatisan salah seorang calon BPM. Bukan, saya bukan menyesali kenapa saya memilih untuk mendukung teman2 saya tersebut, saya menyesal kenapa harus begini jalan yang saya pilih untuk mendukung mereka. Seharusnya saya tetap berenang di lautan bersih dan menjadi ikan yang secara implisit saya mendukung mereka bukan seperti sekarang mencoba berenang lebih jauh dan akhirnya kena limbah kotor itu.

Sebenarnya apa yang dicari dari sebuah proses pemilu ini? kita mencari sosok-sosok yang bisa membawa aspirasi seluruh golongan di FE dan memberi benefit buat banyak orang kan?Tapi gimana mungkin semua aspirasi golongan bisa tersampaikan kalau sejak awal kampanye aja mereka-mereka sudah mendeklarasikan berada pada golongan apakah mereka, yang menurut saya sangat gak penting! kegiatan mengadu domba, tebar pengaruh hingga pesona, sampai black campaign adalah wujud bau-bau busuknya pemilu. Sungguh, apa yang mereka sampaikan dalam kampanye visi-misi, debat lah atau tulisan2 soal grand design nya tidak menggambarkan mereka sosok yang benar-benar diharapkan.

Orang bilang, proses pemilihan yang dulu-dulu lebih dahsyat. kalo bener, berarti dulu pemilu nya lebih bau ya? Satu hal yang saya pertanyakan dari calon-calon ini yaitu tentang motivasi. Alasan-alasan rasional mereka yang disampaikan atau dituliskan secara publik saya kira cuma bentuk omong kosong, coba tanyakan lebih dalam, pasti di lubuk hati mereka motivasi pribadi untuk muncul di permukaan dan menebar pengaruh,jauh lebih besar dibanding motivasi yang berguna bagi orang banyak.

Jabatan itu bukan hadiah tapi bentuk musibah, karena semakin tinggi semakin berat pertanggung jawabannya, maka harusnya siapapun yang menang adalah yang paling bersedih.

seberapa pedulikah saya?

Saya dan teman-teman adalah mahasiswa Ilmu Ekonomi yang setidaknya setelah lulus kuliah bakalan mendapat predikat sebagai ekonom. Tapi sebenarnya seberapa pedulikah kami sebagai calon ekonom terhadap kondisi ekonomi bangsa atau kondisi sosial di masyarakat?

Saya akui, saya sendiri secara pribadi masih sangat egois, hingga semester 5 ini yang saya pikirkan cuma bagaimana saya bisa mengerjakan soal2 UTS atau UAS, lulus mata kuliah dengan nilai A, bagaimana bisa terus mengaktualisasikan diri di berbagai acara kampus dan organisasi, ngajar jalan terus, duit jajan gak pernah kurang, dan tetep bisa kongkow2 sama temen2, semuanya cuma terfokus sama diri saya sendiri tidak menginternalisasikan faktor2 luar yang seharusnya juga saya pikirkan.

Sampai hari ini sih bentuk pembelaan saya adalah saya masih mahasiswa, blum tau apa-apa, gak bisa ngasih apa-apa, dan belum tiba saatnya. Tapi kalo dipikir2 hambatan untuk melakukan sesuatu yang lebih berguna buat dunia yang lebih luas bukan terletak pada terbatasnya kemampuan saya tapi lebih kepada kurangnya kepekaan dan keinginan saya untuk bertindak. Bentuk peduli saya hanya sampai batas berpikir belum berani bertindak, karena sejumlah ke-engganan. Berpikir pun gak banyak yang saya hasilkan, cukup malu juga kalau lihat temen2 yang bukan mahasiswa ekonomi tapi berani berpendapat atau sekedar concern sama masalah ekonomi yang ada dan gak jarang pikiran mereka kritis dan berbobot, lahh saya? blog aja isinya sampah semua.
Sedang berpikir untuk berubah, tapi saya tau gak gampang, perlahan-lahan aja, mudh-mudahan saya gak terus-terusan stuck di keterpurukan mental macam sekarang ini.

Saturday, November 08, 2008

capekkk

Entah kenapa belakangan ini gw mudah banget capek
bukan cuma secara fisik tapi juga di pikiran gw
ada aja masalah yang dateng satu persatu, kayak gak pernah absen
kayaknya semua masalah itu gak mau kalah dalam hal membuat hidup gw susah

secara fisik badan gw emang gak bisa dibilang tahan banting
dengan berat badan yang gak pernah lebih dari 55kg padahal porsi tinggi badan 168 membuat badan gw terlihat sangat kerempeng, pasti orang pikir disentil dikit ambruk.
Gw emang sering banget kena flu atau batuk, tapi gw bukan tipe orang yang sakit pusing atau demam dikit diem dirumah aja gak kuliah, gak ngerjain urusan laen2, cuma tidur dan minta dimanja-manja. that's really not me.
Gw suka berpikir untuk selalu menganggap fisik gw kuat2 aja, dengan begitu menurut gw, gw bisa dapet kekuatan buat jalanin semua rutinitas tanpa terganggu dengan sakit2 ringan menyebalkan itu meskipun sesekali gw merasa meriang, panas dingin sampe suara ilang, prinsip gw selama masih bisa jalan, ngomong dan blom koma pantanglah cuma berleha2 memanjakan diri dirumah.
Tapi gw suka mikir, apa iya badan gw sekuat itu?mungkin selama ini gw suka menggubris sakit malah bikin tubuh gw rontok perlahan2 di dalam tinggal tunggu ambur benerannya aja, amit-amit semoga gak begitu.

Soal capek dipikiran, gw suka takut stress dan berujung pada kegilaan. untunglah gw masih hidup dilingkungan teman2 yang sinting jadi gak nyampe stress udah keobatin sama tingkah polah mereka yang konyol dan makin aneh-aneh aja tiap hari. Contohnya wibi, waktu gw sakit dia ngasih saran gimana supaya seger lagi dan gak pusing. Mau tau sarannya?kata wibi, kalo lagi pusing paling enak ketawa ngakak sambil dorong-dorongan, gila gak tuh. Tapi bener kalo gw hidup tanpa babi-babi itu gw gak ngertilah gimana hari gw yang udah stress ini akan berjalan.

Capek, baik fisik ataupun pikiran akhirnya gw hanya bisa anggap sebagai konsekuensi dari segala tanggung jawab yang gw setuju untuk ambil. toh gw ambil tanggung jawab itu tanpa paksaan siapapun, murni maunya gw sendiri, jadi kalo sekarang lelah hati dan fisik karena ngejalaninnya yahhh harus gw tanggung sendiri juga.
i hope tommorrow will be better!