Wednesday, March 09, 2011

menjadi pekerja

Merupakan hal lumrah ketika seseorang telah menyelesaikan pendidikan di bangku universitas lalu kemudian wara-wiri mencari pekerjaan.
Bekerja dalam versi saya memiliki 2 tujuan utama, yaitu: Memenuhi kebutuhan material hidup atau memenuhi kepuasan intelektual dan batin, namun tidak menutup kemungkinan bagi beberapa orang yang cukup beruntung, mereka mengkombinasikan keduanya dalam 1 pekerjaan. Sisanya, bagi beberapa orang yang tidak terlalu beruntung, justru hampir tidak mendapatkan keduanya.

Sejak sebelum lulus dari FEUI, saya sebenarnya sudah terbiasa bekerja. Untuk kondisi "bekerja" bagi saya saat itu sangat menyenangkan, ditinjau dari 2 sisi yang terkait dengan 2 tujuan utama bekerja dalam definisi saya.

Pertama, saya sangat menyukai apa yang saya kerjakan : mengajar dan membantu penelitian.
Capek memang, apalagi ketika dijalankan bersamaan saat saya masih kuliah dan menyelesaikan skripsi. namun, disinilah letak kepuasan intelektual (belum batin sepenuhnya) yang saya dapatkan.
Dengan mengajar, mau tidak mau saya terus belajar untuk mempersiapkan bahan di kelas, saya bertemu banyak teman-teman baru, dan hampir setiap kelas yang saya ajar saya merasa akrab dengan makhluk-makhluk didalamnya. Membantu penelitian pun sama saja, bahkan disinilah letak belajar dalam mempraktekan ilmu saya sebenarnya.
Dengan membantu penelitian beberapa dosen, saya jadi tahu praktek nyata dari ilmu ekonomi dan kebijakan yang saya pelajari di kelas-kelas, sleain tiu saya jadi lebih dikenal dengan beberapa kalangan dosen hal ini tentu berkontribusi positif dalam mimpi saya kedepan untuk sekolah ke LN karena bisa mendapatkan rekomendasi dari mereka.

Kedua, untuk ukuran kantong mahasiswa saya, honor mengajar dan membantu penelitian sangat amat lumayan. mari hitung dengan kasar. dari mengajar 1 kelas saja, saya bisa dapat 1 juta perbulan, honor membantu penelitian adalah 2,5 juta perbulan dan ada kalanya dalam beberapa bulan yang bersamaan saya menerima proyek membantu lebih dari 1 penelitian. Maka angka yang bisa saya dapatkan bisa sangattttt lumayan apalagi ditambah saya masih mendapatkan uang jajan( akan tetapi dengan sifat boros saya, saya lebih sering tidak tahu kemana semua uang itu hilang).

Kesimpulan dari pemaparan saya yang pertama tentang pekerjaan saya sewaktu kuliah dan beberapa bulan pasca lulus adalah : saya mencintai nya dan berharap saya dapat terus menerus melakukan pekerjaan tersebut.

Akan tetapi, tuntutan dunia membuat saya mau tidak mau dan harus lebih realistis menatap hidup.
Orang tua saya (tepatnya mama) sudah geregetan kenapa saya masih saja dirumah meskipun sudah lulus hampir 5 bulan, beliau agak sulit diberi penjelasan. saya sering dirumah tapi bukan berarti menganggur, saya mengajar dan membantu proyek penelitian. Tapi beliau mungkin merasa risih juga dengan pertanyaan beberapa temennya (yaitu ibu-ibu kebanyakan yang pendidikannya pun rata-rata saja dan punya pola pikir mainstream) tentang: "Mar, anakmu sudah lulus kan ya? kerja dimana dia sekarang?pasti gampang cari kerja, kan anak UI, pintar kan ya anakmu juga". zzzzzzzzz.
Saya sendiri juga sudah mulai agak kalang kabut, untuk bekerja karena sekeliling saya yaitu teman2 sudah mulai memasuki dunia kerja juga, kebanyakan adalah menjadi pegawai bank atau PNS. padahal ada pesan ayah saya yang saya ingat " jangan jadi ikan cerek py, orang kerja di bank ikut di bank, orang daftar pns, ikut daftar, kalo ga cocok gausah cari yang sesuai kata hati jangan buru2".
Selain itu, hal yang lebih memberatkan saya untuk segera bekerja adalah: saya belum bisa mendaftar sekolah tahun ini dikarenakan kebodohan saya sendiri dan lagi saya butuh uang untuk mempersiapkan diri mendaftar2 tes dan sekolah.

Sebenarnya saya sudah mencoba melamar beberapa pekerjaan yang menurut saya akan memenuhi 2 tujuan utama bekerja dalam definisi saya. Saya mendaftar di sebuah lembaga penelitian international, sudah sempat dihubungi dan ditanggapi positif lalu kemudian hilang entah kemana si peneliti itu(saya menganggapnya belum rejeki saya). Selanjutnya, saya juga mendaftar ke sebuah lembaga international sebagai asisten peneliti, prosedur yang lama membuat saya menunggu sehingga mengantar saya pada kondisi dimana ketika mereka akhirnya mengirimkan kabar menerima saya dengan senang hati tapi dengan berat hati saya harus bilang "i am sorry i can't", bukan karena saya tidak mau tapi kondisi saya sudah tidak bisa. Ibaratnya seperti lagu MLTR "25 minutes".... boy, i miss your kisses but i am sorry this is 25 minutes too late..

akhirnya setelah berkelana dari 1 tes ke tes lain dan dari 1 wawancara ke wawancara lainnya, maka saya berakhir di tempat duduk ini dimana saya membuat postingan ini.
Bagaimana saya menilai pekerjaan saya ini?
Secara karakteristik fisik pekerjaan:
Saya hanya akan ada disini 1 tahun saya (pliss Allah saya mau sekolah tahun depan). Dengan gaji yang menurut hasil tanya sana sini adalah gaji standar untuk lulusan S1 dengan 0 pengalaman bekerja secara resmi. Tidak ada pemasukan sampingan diluar gaji pokok yang saya terima dan nilai gaji segitu masih harus dikurangi dengan pajak yang denger2 bisa 1/6 dari nilai gaji saya dan masih harus saya kurangi dengan ongkos saya yang kira2 50 ribu seharinya. Saya harus bekerja full time monday to friday 08.30 am to 5 pm. dan untuk waktu-waktu dimana pekerjaan saya sudah selsai saya dapat pulang lebih awal atau ketika pekerjaan agak banyak, saya pulang agak malam.
Secara tanggungjawab pekerjaan:
Posisi saya dinamai junior analyst didalam lowongan yang mereka pasang, akan tetapi setelah berada didalamnya saya hanya boleh menggunakan istilah "staff pendukung" di belakang nama saya. Pekerjaan utama saya adalah mengurusi administrasi dan sedikit substansi dari kegiatan dan proyek-proyek yang terkait dengan pinjaman dan hibah dari luar negeri.Kebanyakan pekerjaan saya:membuat memo, membuat surat, menyusun proposal, membantu menilai proposal, membantu menyiapkan kelengkapan suatu grant/loan agreement, membuat notulensi rapat, dan lain sebagainya.
Saya disini juga banyak belajar: saya jadi tahu bagaimana prosedur suatu pinjaman atau hibah dari luar negeri akhirnya bisa dipakai di Indonesia; saya belajar mendengarkan dan mencatat dalam bahasa inggris ketika dilakukan beberapa rapat/pertemuan dengan bule-bule itu; saya belajar bahasa indonesia yang baik dan benar; saya belajar betapa ribetnya birokrasi kementerian/lembaga negara; saya belajar beradaptasi dengan berbagai karakter orang (ada yang penggerutu, perfectionist, mau enak sendiri, ngomongin orang dibelakang, banyak maunya, aneh, egois, dan tukang mengeluh); dan saya belajar bagaimana orang-orang di samping kanan-kiri dan depan saya ini mengejar sekolah dan beasiswa dengan cara bertanya dan mencuri informasi dari mereka dengan cara legal tentunya.
Secara lingkungan dan suasana kerja:
Gedung dan lingkungannya sempit sekali. hanya ada 1 kantin resmi dan koperasi, yang menunya STD, ditambah 1 hiburan dibelakang adalah penjaja makanan kaki lima. Jujur saya banyak ngedumel di awal-awal bekerja ini, bekerja dengan berbagai tipe orang memang tidak mudah saya harus menyesuaikan diri. Pekerjaan yang cenderung membosankan juga suka membuat saya uring-uringan. tapi saya ingin tetap ber-image baik disini, jadi saya sering tetap pasang topeng senyum meskipun saya mengumpat di hati dan saya berusaha mengerjakan semua tugas saya sebaik mungkin demi nama baik saya sendiri.

Kesimpulan dari topik kedua tentang pekerjaan saya saat ini adalah : saya tidak mencintainya tapi saya tidak akan menjalankannya dengan meninggalkan kesan buruk, maka saya akan bekerja dengan baik hingga di akhir waktu tanggungjawab saya berakhir.



...Ketika saya tidak mencintai pekerjaan yang saya lakukan, saya hanya akan bekerja dengan baik dan sesuai dengan nilai bagaimana saya dibayar, tidak lebih...