Wednesday, September 19, 2007

Berpikir vs Berbicara

Seorang dosen tua yang cukup disegani di semester tiga ini pernah berkata di kelas
" Jam-jam segini (jam 14.00 WIB) di Harvard itu sepi,, semua orang pada ke library, buka buku, membaca kemudian berpikir akan suatu hal makanya mereka banyak menghasilkan para pemikir dan teori-teori hebat".
"Kalo bangsa kita, bangsa yang suka ngobrol, lebih seneng ngobrol dan cerita-cerita daripada baca buku ke perpustakaan"

well.. ada benernya kata2 beliau.
Gw bisa ngomong gini karena sebenernya ini juga jadi kebiasaan gw dan beberapa teman dekat yang gw amati.

Keinginan untuk membaca buku dan berpikir orang Indonesia memang kecil sekali, mungkin karena tidak terbiasa atau karena malas,entahlah..yang pasti kita memang lebih seneng ngomong, komentar, dan ngobrol yang mungkin berujung pada gosip.
Dari kasus yang gw liat dan amati dari diri gw sendiri dan teman2, kita cenderung mudah merasa bosan dan ngantuk kalo baca buku, terutama buku-buku yang mematikan otak semacam Pyndick, Ehrenberg, dan Gujarati (mungkin tidak untuk Doraemon dan komik lainnya).

Berbicara memang lebih menyenangkan daripada berpikir. apalagi berbicara yang gak pake mikir..hehehe..

Kita cenderung lebih suka bergosip ngebhas masalah perceraian Maia dan Ahmad Dhani daripada berpikir "apa saja penyebab buruknya perekonomian bangsa, dan bagaimana mengatasinya". Yaa.. nonton Insert memang lebih menyenangkan daripada nonton Metro Tv tentang naiknya harga minyak mentah dunia, ngelit cuta tari bawaain gosip emang lebih sedep daripada liat pembawa acara berita yang udah berumur (kec:Tommy Tjokro)

Lalu,,bagaimana caranya berubah?
sebagai salah satu anak bangsa, pernah(meski sesekali doang) terpikir untuk berbuat sesuatu dan jadi sesuatu yang bisa ngerubah bangsa ini jadi lebih baik. But How?
belajar?udah,,mesti mungkin kurang serius. ikutan demo?gak lahh..

Mungkin dari gw, sudah mencoba untuk kurangin jatah ngeliat Insert, sering2 nongkrongin Metro Tv. Bacaan beralih dari cosmogirl ke Kompas. dan lebih serius belajar. Tapi...mungkin semua nya emang kurang maksimal. karena salah satunya faktor lingkungan dan emang media di indonesia lebih seneng nyuguhin acara2 entertainment daripada yang edukatif dan informatif.
Yahh semoga teman2 gw juga menyadari hal ini dan kita bersama-sama ningkatin kualitas diri, biara jadi SDM Indonesia yang biasa diandalkan dan membawa perubahan baik di Negeri ini.amien

No comments: