Horeee...
hari terakhir ujian semester ini udah kelar
ini berarti juga ujian terakhir gw sebagai mahasiswa IE FEUI, sebelum bener-bener ujian sidang skripsi tahun depan...
hmm.. tapi gak yakin juga sih karena gw berencana ambil kelas bahasa korea atau bahasa italia di fakultas bahasa di semster depan.
tapi setidaknya dengan lega bisa gw bilang :
SELAMAT LIBURANNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
macem-macem rencana maen udah dibuat, hari ini berencana mau jalan, tapi gak tau mau kemana, dan lagi malem ini gw masih ngajar. besok belum tau mau ngapain. kamis mau traktir roy makan sushi bareng anak-anak sebagai pelunas janji atas keberaniannya,, proud of you,pal!!. jumat liburan keluarga dimulaiiii... trip to garut-bandung, berlibur sekalian pengajian nenek. tanggal 28-30 bakalan acara studi banding KANOPI ke bogor, tahun baruan, belum tau mau ngapain.. kayaknya mau ke bandung, tapi papa belum bilang apa-apa dan gw jadinya gak berani janji sama siapa-siapa buat maen..
Yakk... tahun depan hidup gw mungkin hanya akan dipenuhi oleh 2 hal : SKRIPSI dan NYAMPAH!! hahahahaha...
Skripsinya sandu aja lah bikinnya masih juli ini batasnya,hehe..
NYAMPAH? yapp.. tanpa kuliah, tanpa pekerjaan, maka gw adalah pengangguran, berarti gw akan terus menerus nyampah setahun kedepan,,
menclok ke kampus, nongkrong2 gak jelas, paling ngajakin anak2 maen,nonton,karaoke, makan-makan,nemenin pada maen BL, pokoknya semuanya gak produktif..hahaha
Akhirnyaa... mungkin setahun ke depan adalah tahun yang penuh dengan hari-hari yang bisa gw nikmatin sendiri dengan diri gw, yang mana selama ini selalu penuh dengan kesibukan kuliah dan organisasi..
yaakk... i am ready for being unemployment student next year!!
Monday, December 21, 2009
Friday, December 11, 2009
the ritual : merapihkan hati
merapihkan hati..
ritual yang seharusnya dilakukan sejak lama
sehingga mungkin tidak ada bertahun-tahun terbuang
untuk duduk di sudut yang sama
no actions, so n responses, just millions of hopes
akhirnya datang juga hari ini
yang membuat semakin yakin
it's not worth it anymore for always hoping
kotak lama itu sudah diisi penuh
dengan harapan dan khayalan bodoh tingkat tinggi
dan bahkan sudah dilempar jauh-jauh
semoga tidak akan diantarkan lagi
merapihkan hati
ternyata memang membuat lega banyak hal
ikhlas dan melanjutkan hidup itu kesimpulannya
dan siap untuk membiarkan kebahagiaan masuk
setelah semuanya rapi di segala sisi
welcome new days..
it's already clean now
goodbye,, the unreal love..i am happy for your happy life.
so, now it's my turn for defining the real happiness and love.
ritual yang seharusnya dilakukan sejak lama
sehingga mungkin tidak ada bertahun-tahun terbuang
untuk duduk di sudut yang sama
no actions, so n responses, just millions of hopes
akhirnya datang juga hari ini
yang membuat semakin yakin
it's not worth it anymore for always hoping
kotak lama itu sudah diisi penuh
dengan harapan dan khayalan bodoh tingkat tinggi
dan bahkan sudah dilempar jauh-jauh
semoga tidak akan diantarkan lagi
merapihkan hati
ternyata memang membuat lega banyak hal
ikhlas dan melanjutkan hidup itu kesimpulannya
dan siap untuk membiarkan kebahagiaan masuk
setelah semuanya rapi di segala sisi
welcome new days..
it's already clean now
goodbye,, the unreal love..i am happy for your happy life.
so, now it's my turn for defining the real happiness and love.
Wednesday, December 09, 2009
The Negative Externalities of Your Happiness
smile and laugh that are showed in your face if you feel something that you call as happiness (though you never know for sure, is it the real happiness that you need or just the emotion of gaining something), could be tears or even big angry of others..
when you feel, world is yours and everything's looked so beautiful because of feeling that you called as happiness that you've already defined (though you never know for sure, is it the one that you really looking for?), this time could be the hardest day of others, and black clouds only the things that they could see..
it never be a mistake if you just want to show the world that you are happy and want to enjoy those kind of lovable feelings after you chase them hardly, it never be a mistake, never..
all people in the world deserved to pursuit their own happiness in the way that they believe in, and enjoy it for gaining the maksimum utility of that feeling (though, we know for sure, nothing is endless and forever in this world, so in the long term we could face the diminishing utility of happiness because we also adapt with life day by day)
we live in complex world and live with complex people.
some people could feel the positive impacts of your happiness; giving you congratz, hugging you with love, and listening your happy story with big smile.
but, do you ever think that your happiness could gives the negative externalities for others? Your smile could be their tears, days that you called as your lovely days could be their bad days, and happiness that you defined even could they say as "suck feeling"..
in some cases, maybe it's not your mistakes if they got those negative impacts of your happiness, and they also have their own personal reason of getting that bad feeling.
just try to understand them and their feeling.. be wise and sympathy of them..
do something if it needed to make all problems clear and hope they also find their own happiness (so, the equality of happiness could be gained),,, and it's also okay for you to enjoy and maximize your utility of something that you called as HAPPINESS...
Saturday, December 05, 2009
heart whisper..
banyak belajar untuk ikhlas hep...
lebih santai coba dalam ngadepin hidup, don't to be too ambitious..
makin banyak senyum,bisa bikin sesak di dada lo ilang,hep..
bersyukur untuk semua hal..
great days, suck days, semua dinikmatin aja..
naikin presentasi dalam pake hati di hidup lo, dan kurangi presentasi membiarkan ego dan kepala lo ambil alih tiap keputusan lo..
throw away the "nobody syndrome" pliss..
heart liberalization and move on to find the happiness..
just do what's good for you, or you're not good for anybody..
Ikhlas, take it easy, get closer with God, keep smiling everyday, and make it balance between heart&rational mind,, so, you'll find the happiness and satisfaction in your life hep,,
hopefully =)
lebih santai coba dalam ngadepin hidup, don't to be too ambitious..
makin banyak senyum,bisa bikin sesak di dada lo ilang,hep..
bersyukur untuk semua hal..
great days, suck days, semua dinikmatin aja..
naikin presentasi dalam pake hati di hidup lo, dan kurangi presentasi membiarkan ego dan kepala lo ambil alih tiap keputusan lo..
throw away the "nobody syndrome" pliss..
heart liberalization and move on to find the happiness..
just do what's good for you, or you're not good for anybody..
Ikhlas, take it easy, get closer with God, keep smiling everyday, and make it balance between heart&rational mind,, so, you'll find the happiness and satisfaction in your life hep,,
hopefully =)
Tuesday, December 01, 2009
hows your life recently, hep??
Well... udah lama juga gak berceloteh disini.. ya, memang awal tujuan gw nge-blog lebih sekedaruntuk bercerita aja, bukan untuk tulisan yang berat-berat dan bermutu karena emang gw juga gak bisa bikin tulisan yang bermutu..
HOWS LIFE RECENTLY??
hmm.. apa ya yang terbaru dari hidup gw belakangan ini..
Pertama, yang pasti gw sudah memasuki bulan terakhir masa amanah dan tanggung jawab gw di KANOPI, ada 2 perasaan yang timbul kalo gw mikir akan segera keluar dari ruangan yang sangat gw cintai ini. Pertama, LEGA.. karena akhirnya selesa sudah masa bakti gw, dan semoga memang gw memberi sesuatu perubahan yang positif bagi organisasi tercinta ini. Kedua, SEDIHH.. gak akan ada lagi tempat dimana gw bisa ngerasa nyaman dan nemuin tempat yang bisa gw sebut sebagai "rumah" ketika gw ada di kampus dan gak akan ada lagi kesibukan2 oragnisasi yang bikin capek tapi selalu bikin hati gw seneng.
Update selanjutnya, KANOPI baru aja melahirkan 3 acara besar dalam 1 bulan : 7th ECONOMIX, KANOPI's EVENTS, dan IEO.. SINTINGGG kalo dipikir kita kerja rodi dalam 1 bulan. tapi alhamdulillah semua baik-baik aja pada akhirnya..
Kehidupan dirumah, mama dan papa naek haji praktis dalam 40 hari hanya ada gw dan rian yang menghuni rumah. seperti biasa,, tugas membabu : masak, beresin rumah, ngurus rian adalah kerjaan gw.. serasa single parents.
at November, gw dapet jadi delegasi Asian Youth Forum ke manila, wahhh pengen banget gw pergi, secara mau jalan2 sekalian dan acaranya emang keren, ditambah gw kangen sama anak2 La Salle.. apa daya, berhubung waktu acara AYF masih bertepatan sama mama&papa naek haji maka gw dilarang pergi. yahh gak papa, mudah2an Allah kasih gantinya yang lebih baik.
Masih di bulan november, gw lolos jadi semi finalis duta muda asean dan ngejalanin tahap wawancara, setelah wawancara gw ngerasa malah pesimis, i think i didn't pass the interview well..Ya sudahlahh serahkan saja pada keputusan terbaik dari Allah.
KULIAH?!! semester ini hanya mengambil 3 mata kuliah, yang gw targetkan harus dapet A semua kalo mau IP gw tembus lagi, berat memang tapi gw usaha banget.. dan terkait SKRIPSI.. YA TUHANNNN... gw masih belum siap ketemu pembimbing ampe hari ini, bahkan proposal yang udah gw masukin dari agustus ampe sekarang belum gw follow-up sama sekali..
cinta,, beberapa hal membuat gw semakin yakin untuk move on.. gw bukan lagi "woman who can't be moved", now, i am woman who try to move and open my heart.. heart liberalization..dan beberapa hal lainnya membuat gw sedikit senyam senyum belakangan ini, setelah masa-masa mau nangis dan gundah gulana..hehehe..
tapi kembali kejadian demi kejadian dan pertanda yang datang malah bikin gw bingung dan muter-muter.. beberapa "tanda" dateng hampir bersamaan.. tapi gw gak bisa mau ambil semua,karena pada akhirnya hati harus memilih juga kan..
akhir-akhir ini gw jadi makin percaya dengan kata-kata " Allah akan menggantikan segala sesuatunya dengan yang lebih baik, jika kita percaya bahwa ini memang jalan dari Allah, seburuk apapun kita menerimanya".. Ya, satu persatu hal yang membuat gw pengen nangis dan jedotin kepala ternyata Allah segera tunjukan hikmah dibalik semua kabar buruk itu.
jadi kalo dirangkum jawaban dari pertanyaan : HOWS YOUR LIFE RECENTLY, HEP? jawabannya adalah : nice, life always teaches me something.. bad day, happy day,semua datang ganti-gantian membuat gw tau kapan harus inget Allah untuk mengadu dan kapan harus inget Allah untuk bersyukur...
Sunday, November 29, 2009
Farewell of 6th ECONOMIX
Wednesday, November 11, 2009
KANOPI's EVENTS 2009 "ONE DECADE, ONE PARADE"
Saturday, October 31, 2009
what a great month : November!
Wednesday, October 21, 2009
Run from a hectic life
Monday, October 19, 2009
Sunday Afternoon @Empangs
Monday, October 05, 2009
Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara (?)
Menumpang kapal ferry adalah sebuah ritual yang akrab sekali bagi saya yang berkampung halaman di tanah sumatera, setidaknya 1 kali dalam setahun. Pelabuhan Merak-Bakauheni, kedua daerah ini adalah pusat penyebrangan dari pulau jawa ke pulau sumatera atau sebaliknya, selain pelabuhan tanjung priok tentunya.
Penduduk merak dan daerah bakauheni, sebagian besar bekerja sebagai pedagang di sekitar pelabuhan baik pedagang asongan keliling ataupun mereka yang memiliki toko di darat hingga yang berjualan di atas kapal, sisanya banyak yang bekerja sebagai supir angkutan travel, bis atau pegawai pelabuhan. Entah kenapa kebanyakan penduduk yang tinggal di kedua pelabuhan yang ramai ini adalah masyarakat yang berada di golongan ekonomi menengah-kebawah, dan condong kearah miskin kebanyakan. Saya pikir, untuk mereka yang tinggal di dekat pelabuhan yang ramai seperti itu setidaknya bisa memiliki penghasilan yang cukup memadai dari kegiatan perdagangan, usaha penginapan atau usaha transportasi darat yang menghubungkan wilayah pelabuhan dengan pusat-pusat kota.
Dengan kondisi keluarga yang miskin yang saya pikirkan pertama kali adalah nasib anak-anakyang hidup dari lingkungan dan keluarga miskin tersebut. Benar saja, adalah sebuah pemandangan akrab bagi saya, jika telah naik diatas kapal dan melongok kebawajh kapal sebelum kapal mulai berlayar, saya dapat melihat kurang lebih 8-10 anak kecil seumuran 7- 15 tahun berenang merapat di badan kapal. Sungguh bukan karena mereka hobby dan mahir berenang lantas memamerkan keahlian berenangnya kepada penumpang kapal. ini lebih kepada desakan kebutuhan perut dan mungkin cita-cita untuk sekolah tinggi. Ya, anak-anak kecil itu ribut berteriak pada penumpang kapal untuk melemparkan uang koin ataupun kertas ke air, sehingga mereka bisa berenang mengejar uang tersebut dan mengumpulkannya.
Miris memang, melihat anak kecil yang seharusnya sedang asik duduk di bangku kelas sambil belajar bagaimana mengucapkan "nama saya budi" dalam bahasa inggris ternyata malah bermain-main dengan maut di pinggir pelabuhan hanya demi mengejar kepingan uang logam senilai Rp 200 atau Rp 500.
"Fakir miskin dan Anak Terlantar dipelihara oleh Negara". omong kosong! jika melihat banyak kenyataan di lapangan, anak-anaka pelabuhan merak-bakauheni hanya potret kecil dari nasib anak-anak keluarga miskin atau terlantar di indonesia. Ibukota Jakarta saja adalah kumpulan pengemis-pengemis cilik yang tinggal di kolong jembatan atau emperan-emperan toko yang keluar masuk bis kota untuk makan saja, belakangan dulu kalo bicara soal pendidikan.
Kota lainnya? sama saja. Bandung, si "Paris Van Java", di seputar factory outlet yang berjejer di daerah Jl.Riau Bandung,saya melihat contoh nyata dari apa yang diajarkan di kelas kemiskinan "economic gap" yang bisa ditunjukan melalui gini koefisien. Di satu sisi, wanita-wanita kaya dengan manisnya masuk dari satu FO ke FO lainnya dengan tentengan tas belanjaan yang saya yakin pasti berat, di lain sisi, anak-anak seumuran sekolah dasar menawarkan jualan mereka, batu-batu ulekan sambal yang mereka bawa di bahu mereka.
Kemudian kemanakah peran negara yang katanya akan "memelihara" mereka?saya terlalu malas untuk mencari tahu berapa bagian dari anggaran belanja pemerintah yang digunakan untuk konteks "memelihara anak-anak terlantar dan miskin". Namun setidaknya porsi pengeluaran untuk pendidikan bisa dimaksimalkan dan pengeluaran anggaran negara untuk hal-hal non esensial seperti pelantikan anggota DPR bisa dialihkan untuk ha-hal fundamental seperti memelihara anak-anak miskin tersebut,aset negara di masa depan.
Penduduk merak dan daerah bakauheni, sebagian besar bekerja sebagai pedagang di sekitar pelabuhan baik pedagang asongan keliling ataupun mereka yang memiliki toko di darat hingga yang berjualan di atas kapal, sisanya banyak yang bekerja sebagai supir angkutan travel, bis atau pegawai pelabuhan. Entah kenapa kebanyakan penduduk yang tinggal di kedua pelabuhan yang ramai ini adalah masyarakat yang berada di golongan ekonomi menengah-kebawah, dan condong kearah miskin kebanyakan. Saya pikir, untuk mereka yang tinggal di dekat pelabuhan yang ramai seperti itu setidaknya bisa memiliki penghasilan yang cukup memadai dari kegiatan perdagangan, usaha penginapan atau usaha transportasi darat yang menghubungkan wilayah pelabuhan dengan pusat-pusat kota.
Dengan kondisi keluarga yang miskin yang saya pikirkan pertama kali adalah nasib anak-anakyang hidup dari lingkungan dan keluarga miskin tersebut. Benar saja, adalah sebuah pemandangan akrab bagi saya, jika telah naik diatas kapal dan melongok kebawajh kapal sebelum kapal mulai berlayar, saya dapat melihat kurang lebih 8-10 anak kecil seumuran 7- 15 tahun berenang merapat di badan kapal. Sungguh bukan karena mereka hobby dan mahir berenang lantas memamerkan keahlian berenangnya kepada penumpang kapal. ini lebih kepada desakan kebutuhan perut dan mungkin cita-cita untuk sekolah tinggi. Ya, anak-anak kecil itu ribut berteriak pada penumpang kapal untuk melemparkan uang koin ataupun kertas ke air, sehingga mereka bisa berenang mengejar uang tersebut dan mengumpulkannya.
Miris memang, melihat anak kecil yang seharusnya sedang asik duduk di bangku kelas sambil belajar bagaimana mengucapkan "nama saya budi" dalam bahasa inggris ternyata malah bermain-main dengan maut di pinggir pelabuhan hanya demi mengejar kepingan uang logam senilai Rp 200 atau Rp 500.
"Fakir miskin dan Anak Terlantar dipelihara oleh Negara". omong kosong! jika melihat banyak kenyataan di lapangan, anak-anaka pelabuhan merak-bakauheni hanya potret kecil dari nasib anak-anak keluarga miskin atau terlantar di indonesia. Ibukota Jakarta saja adalah kumpulan pengemis-pengemis cilik yang tinggal di kolong jembatan atau emperan-emperan toko yang keluar masuk bis kota untuk makan saja, belakangan dulu kalo bicara soal pendidikan.
Kota lainnya? sama saja. Bandung, si "Paris Van Java", di seputar factory outlet yang berjejer di daerah Jl.Riau Bandung,saya melihat contoh nyata dari apa yang diajarkan di kelas kemiskinan "economic gap" yang bisa ditunjukan melalui gini koefisien. Di satu sisi, wanita-wanita kaya dengan manisnya masuk dari satu FO ke FO lainnya dengan tentengan tas belanjaan yang saya yakin pasti berat, di lain sisi, anak-anak seumuran sekolah dasar menawarkan jualan mereka, batu-batu ulekan sambal yang mereka bawa di bahu mereka.
Kemudian kemanakah peran negara yang katanya akan "memelihara" mereka?saya terlalu malas untuk mencari tahu berapa bagian dari anggaran belanja pemerintah yang digunakan untuk konteks "memelihara anak-anak terlantar dan miskin". Namun setidaknya porsi pengeluaran untuk pendidikan bisa dimaksimalkan dan pengeluaran anggaran negara untuk hal-hal non esensial seperti pelantikan anggota DPR bisa dialihkan untuk ha-hal fundamental seperti memelihara anak-anak miskin tersebut,aset negara di masa depan.
Saturday, September 26, 2009
saturday night, 11:56
11:56, waktu dimana saya memulai menulis ini. saya berpikir tentang banyak hal malam ini:
tentang cinta pertama saya yang tak pernah tersampaikan, karena saya dan teman saya sedang membahas rencana pernikahan lelaki pujaan
tentang nasib 2 semester terakhir kuliah saya, karena saya teringat tugas seminar industri yang belum saya baca dan pembimbing skripsi yang sulit saya jangkau.
tentang rencana hidup saya setelah lulus, karena sejak pagi mama terus bertanya "bisa gak sih kamu dapet s2 nya diluar negeri, biar keren gitu lo pi"
tentang betapa singkatnya hidup dan Allah lah yang punya kuasa mengatur umur seseorang, karena saya teringat seorang teman, James Victor Manalo yang meninggal muda karena kanker tulang
tentang bagimana dan dengan pria seperti apa saya mengakhiri masa lajang nantinya, karena saya baru saja membantu kakak sepupu merapikan souvenir pernikahannya.
tentang kedua orang tua dan kedua adik saya, karena saya ingat bahwa sesungguhnya saya lah yang menjadi tumpuan orangtua untuk menjaga adik2 dan seharusnya membuka jalan bagi kedua adik saya nantinya.
saya hanya berpikir dan memang sambil memikirkan jawaban beberapa pertnyaan tentang hidup saya.saya berhenti pada pemikiran tentang siapa saya dalam arti yang jauhh lebih kompleks dari sekedar nama dan TTL, dan tentang tujuan akhir dari setiap usaha keras yang saya lakukan meskipun mungkin semua usaha saya masih jauh dari maksimal.
saya mungkin bukan siapa-siapa tapi selalu berusaha menjadi nama yang mungkin disebut dengan rasa bangga oleh orangtua saya dan oleh orang-orang yang mengenal saya, bukan dengan atas nama kesombongan tapi karena hasil kerja keras dan usaha saya yang membuahkan hasil.
saya berasal dari lingkungan yang mungkin bukan apa-apa bagi sebagian besar orang, tapi saya selalu mencoba berlari dan mengejar banyak hal untuk membawa lingkungan saya kederajat yang lebih tinggi bukan atas nama tinggi hati nantinya tapi insya allah untuk membantu mengangkat derajat lingkungan lainnya.
saya ternyata tidak punya kemampuan istimewa, tapi saya menunda banyak jam tidur saya di malam hari untuk mengisi kepala, hati dan mengasah kembali mimpi saya untuk menjadi bagian kecil dari dunia namun berguna bukan atas nama ketenaran tapi saya hanya ingin punya kenangan dan amal yang tak terputus nantinya
dan saya tetap seorang wanita yang mungkin jauh dari sempurna karena saya memang tidak akan pernah sempurna, tapi saya selalu mencoba menjadi wanita terbaik demi janji Allah akan lelaki terbaik bagi imam keluarga saya dan menuntun saya di kehidupan dunia menuju akherat yang selamat nantinya..
tentang cinta pertama saya yang tak pernah tersampaikan, karena saya dan teman saya sedang membahas rencana pernikahan lelaki pujaan
tentang nasib 2 semester terakhir kuliah saya, karena saya teringat tugas seminar industri yang belum saya baca dan pembimbing skripsi yang sulit saya jangkau.
tentang rencana hidup saya setelah lulus, karena sejak pagi mama terus bertanya "bisa gak sih kamu dapet s2 nya diluar negeri, biar keren gitu lo pi"
tentang betapa singkatnya hidup dan Allah lah yang punya kuasa mengatur umur seseorang, karena saya teringat seorang teman, James Victor Manalo yang meninggal muda karena kanker tulang
tentang bagimana dan dengan pria seperti apa saya mengakhiri masa lajang nantinya, karena saya baru saja membantu kakak sepupu merapikan souvenir pernikahannya.
tentang kedua orang tua dan kedua adik saya, karena saya ingat bahwa sesungguhnya saya lah yang menjadi tumpuan orangtua untuk menjaga adik2 dan seharusnya membuka jalan bagi kedua adik saya nantinya.
saya hanya berpikir dan memang sambil memikirkan jawaban beberapa pertnyaan tentang hidup saya.saya berhenti pada pemikiran tentang siapa saya dalam arti yang jauhh lebih kompleks dari sekedar nama dan TTL, dan tentang tujuan akhir dari setiap usaha keras yang saya lakukan meskipun mungkin semua usaha saya masih jauh dari maksimal.
saya mungkin bukan siapa-siapa tapi selalu berusaha menjadi nama yang mungkin disebut dengan rasa bangga oleh orangtua saya dan oleh orang-orang yang mengenal saya, bukan dengan atas nama kesombongan tapi karena hasil kerja keras dan usaha saya yang membuahkan hasil.
saya berasal dari lingkungan yang mungkin bukan apa-apa bagi sebagian besar orang, tapi saya selalu mencoba berlari dan mengejar banyak hal untuk membawa lingkungan saya kederajat yang lebih tinggi bukan atas nama tinggi hati nantinya tapi insya allah untuk membantu mengangkat derajat lingkungan lainnya.
saya ternyata tidak punya kemampuan istimewa, tapi saya menunda banyak jam tidur saya di malam hari untuk mengisi kepala, hati dan mengasah kembali mimpi saya untuk menjadi bagian kecil dari dunia namun berguna bukan atas nama ketenaran tapi saya hanya ingin punya kenangan dan amal yang tak terputus nantinya
dan saya tetap seorang wanita yang mungkin jauh dari sempurna karena saya memang tidak akan pernah sempurna, tapi saya selalu mencoba menjadi wanita terbaik demi janji Allah akan lelaki terbaik bagi imam keluarga saya dan menuntun saya di kehidupan dunia menuju akherat yang selamat nantinya..
Sunday, September 13, 2009
the broken hearted woman
what i have to say, he is going to be hers
then.. i am not broken, i am just broken hearted woman
it hurts but why it's not as pain as i think
bad surprise..
no, actually it's not surprise because i know it is the right ending of everything that i ever dream of.
the perfect woman gets you, hey, my-mr-perfect.
i should move but, HOW CAN I MOVE? if I am still in love with you
then.. i am not broken, i am just broken hearted woman
it hurts but why it's not as pain as i think
bad surprise..
no, actually it's not surprise because i know it is the right ending of everything that i ever dream of.
the perfect woman gets you, hey, my-mr-perfect.
i should move but, HOW CAN I MOVE? if I am still in love with you
Monday, August 24, 2009
Let me introduce you...
Saturday, August 22, 2009
Posisi Indonesia dalam ASEAN Economic Community 2015 (VOE, edisi agustus)
ASEAN Economic Community (AEC) adalah salah satu dari 3 pilar konsep ASEAN Integration yang telah disetujui bersama oleh Kepala Negara dari 10 negara anggota ASEAN dalam pertemuan di Bali tahun 2003 yang dikukuhkan lewat Declaration of ASEAN Concord II atau yang dikenal dengan BALI Concord II. Konsep utama dari AEC adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, factor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan .
Melalui terwujudnya AEC, yang utama posisi tawar ASEAN di perekonomian global menjadi lebih kuat. Kemudian kesempaatan lainnya yang melihat dari tujuan AEC yang dideklarasikan melalui Bali Concord II yaitu terciptanya wilayah ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dimana terjadi aliran bebas atas barang, jasa, investasi dan modal, pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi kesenjangan sosial ekonomi di tahun 2020 .
Melalui free flow of investment, masalah ketidakseimbangan pendanaan di Negara-negara ASEAN diharapkan teratasi, dengan menguatnya posisi tawar ASEAN sebagai sebuah komunitas ekonomi yang terintegrasi diharapkan investasi asing langsung (FDI) akan tersalurkan ke ASEAN dimana semua anggotanya dapat merasakan manfaat dana tersebut tidak hanya sebagian negara saja jika masing-masing bergerak sendiri mengatasnamakan negara masing-masing. Dalam hal ini yang diuntungkan adalah Negara-negara berkembang dan tentunya Negara miskin di dalam ASEAN karena selama ini ASEAN dilihat dari sisi ekonomi terbagi seolah dalam beberapa kelompok 1)Negara yang mengalami “Significantly transformed economies” yang bisa disejajarkan dengan Negara maju yaitu Singapura, 2)Negara dengan “Emerging Economies” yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan VietNam, dan 3) Negara yang termasuk ke dalam “poorest nations” di dunia seperti Laos, Myanmar dan Kamboja .
Dalam hal merebut FDI yang masuk ke ASEAN sebagai sebuah komunitas ekonomi terintegrasi nantinya, Indonesia harus mau dan mampu membenahi sistem hukum dan peraturan terkait penanaman modal asing dan factor-faktor lain yang menjadi pertimbangan bagi investor. Faktor keamanan nasional dan jaminan akan iklim usaha dan perlindungan bagi dana investor yang masuk. Permasalahan yang masih muncul dalam penanaman FDI ke sejumlah Negara ASEAN adalah karena terkendala faktor national law yang lebih banyak melindungi investor lokal. Indonesia menghadapi dilema tentang hal ini, dimana dalam negeri menuntut lebih diberinya kesempatan investor dalam negeri atas nama nasionalisme sedangkan kebutuhan akan FDI dan komitmen akan AEC juga perlu dijalankan. UU penanaman Modal Asing di Indonesia masih dianggap belum “mengundang” bagi investor asing sedangkan di dalam negeri UU ini dianggap telah merugikan pelaku usaha nasional dan mengabaikan peran pemerintah dalam melindungi asset bangsa.
Dengan memanfaatkan aliran bebas dalam barang, tenaga kerja, modal yang diiringi dengan teknologi, melalui konsep AEC ini idealnya akan terjadi transfer keahlian dan teknologi dari ‘brand leader” di ASEAN kepada perusahaan lokal di Negara-negara anggota yang masih tertinggal di bidang perekonomian untuk memperbaiki budaya usaha dan meningkatkan kapasitas serta kualitas produksi.
Tantangan dalam terwujudnya aliran bebas barang dan jasa dalam AEC adalah karena masih berlakunya tariff perdagangan antar Negara ASEAN meskipun 6 negara ASEAN termasuk Indonesia telah sepakat secara nyata mengurangi tariff perdagangan didalam ASEAN untuk sejumlah barang yang termasuk kedalam Inclusion List (IL) hingga menjadi maximum hanya 5%. Table berikut memuat daftar tariff perdagangan sejumlah Negara ASEAN untuk perdagangan intra-regional
Harapan dengan terwujudnya zero trade tariff di AEC adalah terbentuk pasar tunggal ASEAN yang potensial, hal ini akan sangat berguna seperti masa sekarang saat demand dari Amerika dan eropa sedang turun terhadap produk ekspor Negara Asia dan ASEAN seperti Indonesia. ASEAN memiliki keunggulan jika memang dapaat terbentuk sebuah single market yang kuat, karena ASEAN sebenarnya memiliki market fragmentation yang lebih luas daripada China .
Hal lain yang menjadi tantangan bagi aliran bebas barang adalah adanya ketidaksamaan kualitas barang produksi dan peraturan teknik di industry masing-masing Negara. Demi terwujudnya pemerataan kualitas produksi maka ASEAN coordinating Committee on Standards and Quality (ACCSQ) telah bekerja dalam memastikan bahwa Negara-negara di ASEAN mulai memperbaiki kualitas proses produksi dan hasil produksi agar setara dan dapat sama-sama bersaing dalam pasar global serta terjadi arus barang yang saling menguntungkan dalam pasar intra-regional ASEAN . Keuntungan bagi Indonesia adalah adanya standar kualitas di ASEAN membuat produsen local Indonesia menjadi terpacu untuk memperbaiki kualitas sehingga produknya lebih baik dan lebih berdaya saing keluar.
Tantangan bagi Indonesia dalam AEC diantaranya ketidaksiapan kebijakan ekonomi yang mendukung, undang-undang dan tenaga kerja serta pelaku dunia usaha tanah air yang belum siap secara kualitas dalam meraih kesempatan yang ada dan bersaing head-to-head bersaing dengan negara lain dengan kondisi perekonomian yang lebih kuat dibanding Indonesia.
Kekhawatiran yang ditakutkan dari AEC adalah nantinya Indonesia akan banyak diserang oleh tenaga kerja-tenaga kerja asing yang lebih berkualitas, modal asing yang berlebihan sumbangannya bagi perekonomian atau masuknya produk-produk asing yang lebih murah dengan kualitas lebih baik sedangkan kondisi di dalam negeri tenaga kerja kita masih banyak yang bekum terdidik dan terlatih, usaha local lemah dipermodalan dan kualitas pengelolaan usaha dan produk dalam negeri kalah bersaing, sehingga akibatnya kita tidak akan bisa mewujudkan mimpi menjadi “tuan di negeri sendiri”.
Permasalahan yang juga kemudian muncul dari AEC ini adalah kemungkinan adanya national interest yang lebih diutamakan dalam proses penyatuan ini, sehingga akan ada pendahuluan kepentingan masing-masing Negara dibandingkan kepentingan bersama yang disepakati demi kemajuan komunitas.
ASEAN Economic Community 2015 dimana Indonesia berkomitmen penuh untuk mewujudkannya bersama dengan sejumlah Negara anggota ASEAN lainnya telah menyediakan konsep yang member kesempatan bagi semua anggotanya dalam mengambil benefit termasuk bagi Indonesia, yang diperlukan adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha mempersiapkan kualitas diri untuk dapat mengambil kesempatan tersebut dan bersaing dengan Negara tetangga di ASEAN sehingga ketakutan akan “kalah bersaing” di negeri sendiri akibat terbentuknya AEC tidak terjadi.
references:
1. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Bank Indonesia.
2. Publikasi ASEAN Secretariat melalui www.asean-secretariat.org
3. Tullao, Tereso S. Modeling a Scenario of Asian Integration: Political, Economic and Cultural Approaches.Disampaikan dalam 2nd International Conference, De La Salle University – Manila. Januari 2009.
4. Mr.Ryan Patrick Evangelista “Private Sector’s Perspectives on ASEAN Integration” disampaikan dalam 2nd International Conference, De La Salle University-Manila 2009.
5. Cuyvers, Ludo; De Lombaerde, Philippe. “From AFTA towards an ASEAN Economic Community…and Beyond”.Centre for ASEAN Studies. Januari 2005. http://webh01.ua.ac.be/cas/PDF/CAS46.pdf
Melalui terwujudnya AEC, yang utama posisi tawar ASEAN di perekonomian global menjadi lebih kuat. Kemudian kesempaatan lainnya yang melihat dari tujuan AEC yang dideklarasikan melalui Bali Concord II yaitu terciptanya wilayah ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dimana terjadi aliran bebas atas barang, jasa, investasi dan modal, pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi kesenjangan sosial ekonomi di tahun 2020 .
Melalui free flow of investment, masalah ketidakseimbangan pendanaan di Negara-negara ASEAN diharapkan teratasi, dengan menguatnya posisi tawar ASEAN sebagai sebuah komunitas ekonomi yang terintegrasi diharapkan investasi asing langsung (FDI) akan tersalurkan ke ASEAN dimana semua anggotanya dapat merasakan manfaat dana tersebut tidak hanya sebagian negara saja jika masing-masing bergerak sendiri mengatasnamakan negara masing-masing. Dalam hal ini yang diuntungkan adalah Negara-negara berkembang dan tentunya Negara miskin di dalam ASEAN karena selama ini ASEAN dilihat dari sisi ekonomi terbagi seolah dalam beberapa kelompok 1)Negara yang mengalami “Significantly transformed economies” yang bisa disejajarkan dengan Negara maju yaitu Singapura, 2)Negara dengan “Emerging Economies” yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan VietNam, dan 3) Negara yang termasuk ke dalam “poorest nations” di dunia seperti Laos, Myanmar dan Kamboja .
Dalam hal merebut FDI yang masuk ke ASEAN sebagai sebuah komunitas ekonomi terintegrasi nantinya, Indonesia harus mau dan mampu membenahi sistem hukum dan peraturan terkait penanaman modal asing dan factor-faktor lain yang menjadi pertimbangan bagi investor. Faktor keamanan nasional dan jaminan akan iklim usaha dan perlindungan bagi dana investor yang masuk. Permasalahan yang masih muncul dalam penanaman FDI ke sejumlah Negara ASEAN adalah karena terkendala faktor national law yang lebih banyak melindungi investor lokal. Indonesia menghadapi dilema tentang hal ini, dimana dalam negeri menuntut lebih diberinya kesempatan investor dalam negeri atas nama nasionalisme sedangkan kebutuhan akan FDI dan komitmen akan AEC juga perlu dijalankan. UU penanaman Modal Asing di Indonesia masih dianggap belum “mengundang” bagi investor asing sedangkan di dalam negeri UU ini dianggap telah merugikan pelaku usaha nasional dan mengabaikan peran pemerintah dalam melindungi asset bangsa.
Dengan memanfaatkan aliran bebas dalam barang, tenaga kerja, modal yang diiringi dengan teknologi, melalui konsep AEC ini idealnya akan terjadi transfer keahlian dan teknologi dari ‘brand leader” di ASEAN kepada perusahaan lokal di Negara-negara anggota yang masih tertinggal di bidang perekonomian untuk memperbaiki budaya usaha dan meningkatkan kapasitas serta kualitas produksi.
Tantangan dalam terwujudnya aliran bebas barang dan jasa dalam AEC adalah karena masih berlakunya tariff perdagangan antar Negara ASEAN meskipun 6 negara ASEAN termasuk Indonesia telah sepakat secara nyata mengurangi tariff perdagangan didalam ASEAN untuk sejumlah barang yang termasuk kedalam Inclusion List (IL) hingga menjadi maximum hanya 5%. Table berikut memuat daftar tariff perdagangan sejumlah Negara ASEAN untuk perdagangan intra-regional
Harapan dengan terwujudnya zero trade tariff di AEC adalah terbentuk pasar tunggal ASEAN yang potensial, hal ini akan sangat berguna seperti masa sekarang saat demand dari Amerika dan eropa sedang turun terhadap produk ekspor Negara Asia dan ASEAN seperti Indonesia. ASEAN memiliki keunggulan jika memang dapaat terbentuk sebuah single market yang kuat, karena ASEAN sebenarnya memiliki market fragmentation yang lebih luas daripada China .
Hal lain yang menjadi tantangan bagi aliran bebas barang adalah adanya ketidaksamaan kualitas barang produksi dan peraturan teknik di industry masing-masing Negara. Demi terwujudnya pemerataan kualitas produksi maka ASEAN coordinating Committee on Standards and Quality (ACCSQ) telah bekerja dalam memastikan bahwa Negara-negara di ASEAN mulai memperbaiki kualitas proses produksi dan hasil produksi agar setara dan dapat sama-sama bersaing dalam pasar global serta terjadi arus barang yang saling menguntungkan dalam pasar intra-regional ASEAN . Keuntungan bagi Indonesia adalah adanya standar kualitas di ASEAN membuat produsen local Indonesia menjadi terpacu untuk memperbaiki kualitas sehingga produknya lebih baik dan lebih berdaya saing keluar.
Tantangan bagi Indonesia dalam AEC diantaranya ketidaksiapan kebijakan ekonomi yang mendukung, undang-undang dan tenaga kerja serta pelaku dunia usaha tanah air yang belum siap secara kualitas dalam meraih kesempatan yang ada dan bersaing head-to-head bersaing dengan negara lain dengan kondisi perekonomian yang lebih kuat dibanding Indonesia.
Kekhawatiran yang ditakutkan dari AEC adalah nantinya Indonesia akan banyak diserang oleh tenaga kerja-tenaga kerja asing yang lebih berkualitas, modal asing yang berlebihan sumbangannya bagi perekonomian atau masuknya produk-produk asing yang lebih murah dengan kualitas lebih baik sedangkan kondisi di dalam negeri tenaga kerja kita masih banyak yang bekum terdidik dan terlatih, usaha local lemah dipermodalan dan kualitas pengelolaan usaha dan produk dalam negeri kalah bersaing, sehingga akibatnya kita tidak akan bisa mewujudkan mimpi menjadi “tuan di negeri sendiri”.
Permasalahan yang juga kemudian muncul dari AEC ini adalah kemungkinan adanya national interest yang lebih diutamakan dalam proses penyatuan ini, sehingga akan ada pendahuluan kepentingan masing-masing Negara dibandingkan kepentingan bersama yang disepakati demi kemajuan komunitas.
ASEAN Economic Community 2015 dimana Indonesia berkomitmen penuh untuk mewujudkannya bersama dengan sejumlah Negara anggota ASEAN lainnya telah menyediakan konsep yang member kesempatan bagi semua anggotanya dalam mengambil benefit termasuk bagi Indonesia, yang diperlukan adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha mempersiapkan kualitas diri untuk dapat mengambil kesempatan tersebut dan bersaing dengan Negara tetangga di ASEAN sehingga ketakutan akan “kalah bersaing” di negeri sendiri akibat terbentuknya AEC tidak terjadi.
references:
1. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Bank Indonesia.
2. Publikasi ASEAN Secretariat melalui www.asean-secretariat.org
3. Tullao, Tereso S. Modeling a Scenario of Asian Integration: Political, Economic and Cultural Approaches.Disampaikan dalam 2nd International Conference, De La Salle University – Manila. Januari 2009.
4. Mr.Ryan Patrick Evangelista “Private Sector’s Perspectives on ASEAN Integration” disampaikan dalam 2nd International Conference, De La Salle University-Manila 2009.
5. Cuyvers, Ludo; De Lombaerde, Philippe. “From AFTA towards an ASEAN Economic Community…and Beyond”.Centre for ASEAN Studies. Januari 2005. http://webh01.ua.ac.be/cas/PDF/CAS46.pdf
Wednesday, August 19, 2009
INDONESIA ECONOMIC OUTLOOK 2010
KANOPI FEUI PROUDLY PRESENT :
INDONESIA ECONOMIC OUTLOOK 2010 "FACING THE GLOBAL ECONOMIC UNREST"
MAIN EVENTS:
- SEMINAR, Tuesday November 24th 2009 @ FAculty of Economics UI
"Indonesia Economic Prospect : Facing The Global Economic Unrest"
- Kaleidoscope Economy, November 18th-23th 2009
>>> photos gallery about Indonesia Economy Issues
ESSAY COMPETITION (for indonesian only)
"INDONESIA MEMANGGIL"
>> Pembuatan Esai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah Indonesia di bidang ekonomi dalam upaya menghadapi pergolakan ekonomi global
Info Lebih Lanjut mengenai essay competition kirimkan email kosong ke : ieoutlook2010@gmail.com
7th ECONOMIX
KANOPI FEUI is now conducting a project called:
The 7th ECONOMIX “Asian Youth Empowerement : Challenging Asia To Become The World Trade Leader”.
The main event will be held on November 2nd-5th , 2009.
The targeted participants of the 7th ECONOMIX are undergraduate students of Economics and Social major throughout Asia who will represent their respected universities and countries in the competition.
We believe that Asian undergraduate students have the potential to be the world’s future leaders and moreover bring Asia to be the world trade leader.
To do so, they have to posses strong vision, mission,and perception about Asian economics and trade as a whole. They also have to start creating synergy and friendship with the fellow Asian Youth from now on so that they can develop Asia together in the future.
Our event would like to bring " Asian Youth Empowerement : Challenging Asia To Become The World Trade Leader " as the theme of the competition, conference, student discussions, action plan, and the other parts of the summit.
To become participant in this event, a team consisting of two undergraduate students have to submit an essay themed “Reinforce Asia’s Potential to Lead the World Trade”.
Rules of the competition :
1. Theme of this essay competition is “Reinforce Asia’s Potentials to Lead the World Trade”
2. Essay must be written in English
3. The Essay must be made by a team of 2 persons
4. The submitted essay must be an original scientific essay that have never been used in any other competition and or published before
The deadline for registration form and paper submission is September 13, 2009.
So, please directly send the filled registration form back to this email if there are one or more teams of your University interested in joining the competition.
you can download the registration form on :
economix-feui.co.cc
or
ask us directly at economix.delegates@gmail.com by the subject of Registration Form Request
Let's Join this event for increasing your network and together with Asian Fellow bring Asia to the top of the World Trade !
Monday, August 17, 2009
Menikmati Hidup...
Friday, July 24, 2009
july 2009 = july 2003
From here
i just wanna say, Happy birthday...
May God's blessing will always for you
i just wanna say, Happy birthday...
May God's blessing will always for you
Sunday, July 12, 2009
percakapn ditengah tahun ajaran baru
percakapan 1 (sebuah desa di daerah jawa)
reporter : ibu bagaimana ceritanya anak anda mau masuk sekolah?
ibu-ibu : iya pak, anak saya mau masuk SD, uang masuknya 400rb saya bilang bisa dicicil gak?kata mereka gak bisa, kalo saya gak bisa lunasin mending diambil lagi aja berkas2 ijazah nya
anak si ibu : (melongo melihat kamera dan mungkin dalam hatinya berkata : makk..aku mau masuk SD, aku udah bisa baca dan ngitung 1-20 kok)
Percakapan 2 (lokasi :perumahan mampang indah dua blok T no2,Depok. di ruang tamu)
si ibu : lumayan sih pah, nemnya 32, 80. rata-rata 8. mama gak jadi pingsan pas nerima hasilnya. tapi ternyata temen2nya pada dapet nilai 9 semua padahal temen2nya ini yang anak bandel2, gurunya aja heran semua, pada dapet contekan kali ya.
si bapak : ya udahlah ma, coba dulu aja semua sma negeri di depok mana yang bisa nerima. kalo gak dapet ya kita ke swasta
si ibu : swasta mana pah? swasta disini gak ada yang bagus,udah gitu mahal banget lagi. keperluan yang pada kuliah aja lagi banyak2nya, belum lagi kita naek haji taun ini.
si bapak : ya udahlah tenang aja, urusan papa itu mah. *sok tenang
si anak : *dengan tampang gobloknya melongo aja sambil sesekali baca komik seolah-olah gak bersalah
si kakak : aduhh bego banget sih lo,nyari sekolah lo susah amat, negeri gak ada yang terima. mesti ke swasta yang bayarnya bisa nyampe 10 juta lebih. *kesel karena udah 3 hari muter2 nyari sekolah buat adeknya yang tidak terlalu pintar kalo tidak mau disebut tolol.
percakapan 3 (Tempat pemungutan suara di sebuah kompleks perumahan)
ibu 1 : anaknya diterima dimana bu?
ibu 2 : itu lo di sekolah swasta ****
ibu 1 : anak saya dapet sma 1 loh *tersenyum rada mau nyombong (FYI, SMA 1 Depok adalah sma unggulan di depok yang cuma nerima anak2 pinter macam gw dulu tapi sekarang sekolah negeri ini menjadi sekolah berstandar internasional untuk semua kelas)
ibu 2 : anak saya gak ada yang diterima negeri, masuk swasta deh. sekolah sekarang mahal ya, masuknya aja 10jt lebih bulanannya belum
ibu 1 : sekolah anak saya sekarang juga mahal bu, biar kata negeri juga. masuknya diatas 5juta, bulanannya 400rb-an. pusing mikirnya
percakapan 4 (disuatu tempat entah dimana yang pasti di Indonesia)
reporter : ibu gimana persiapannya mau masuk tahun ajaran baru sekolah?
si ibu : aduhh..butuh uang banyak. buat seragam, beli buku baru, uang pangkal masuk sekolah. semuanya pake duit..orang kecil kayak saya gini, makan aja kadang susah, mau nyiapin buat sekolah gini makin mumet.
reporter : memang kira2 berapa bu kebutuhan masuk sekolah baru ?
si ibu : sekolah di kampung gini aja udah hampir 500rban buat masuk sekolah. belum perlengkapannya. ampunn deh, kalo gak dapet uang si bapak mah, biarin nganggur aja dulu. yang penting anak mah udah lulus dulu aja SD.
Sekolah dan pendidikan sekarang menjadi kombinasi 2 hal penting : kecerdasan otak +kemampuan membayar.keduanya adalah komplementer bukan saling menggantikan, kecuali meletakkan kata "sangat" di depannya.
ketika anak anda pintar tapi anda tak punya cukup uang, jangan banyak bermimpi bisa sekolah dan mendapat pendidikan yang layak, dan ketika anda memiliki uang tapi anak anda tidak pintar juga jangan harap ada sekolah yang siap menampung kebodohan anak anda kecuali sekolah itu juga dihuni oleh anak2 berotak sama.
Kecuali jika, anak anda SANGAT pintar maka bersiaplah menerima tawaran beasiswa yang datang atau jika anda SANGAT kaya mungkin saja anda bisa menyisipkan sebagian harta anda dibalik tangan pihak sekolah bermutu namun matre untuk menitipkan anak anda bersekolah disana tanpa repot2 menjalani seleksi.
Biaya adalah variabel penentu dengan tingkat signifikansi yang sangat tinggi untuk menentukan tingkat dan mutu pendidikan secara umum (karena tidak dipungkiri banyak pula kasus2 khusus yang menyalahi kesimpulan ini). Sekolah Berstandar Internasional pun kini yang sedang menjamur di Indonesia bukan sekedar mutu pendidikannya saja yang bertandar internasional tapi juga menjadi " sekola berbiaya internasional"
Ketika pendidikan merupakan hak dari warga negara dimana negara seharusnya menyediakannya agar dapat diakses secara merata dan adil justru menjadi salah satu beban terbesar setiap rumah tangga yang memiliki anak..
reporter : ibu bagaimana ceritanya anak anda mau masuk sekolah?
ibu-ibu : iya pak, anak saya mau masuk SD, uang masuknya 400rb saya bilang bisa dicicil gak?kata mereka gak bisa, kalo saya gak bisa lunasin mending diambil lagi aja berkas2 ijazah nya
anak si ibu : (melongo melihat kamera dan mungkin dalam hatinya berkata : makk..aku mau masuk SD, aku udah bisa baca dan ngitung 1-20 kok)
Percakapan 2 (lokasi :perumahan mampang indah dua blok T no2,Depok. di ruang tamu)
si ibu : lumayan sih pah, nemnya 32, 80. rata-rata 8. mama gak jadi pingsan pas nerima hasilnya. tapi ternyata temen2nya pada dapet nilai 9 semua padahal temen2nya ini yang anak bandel2, gurunya aja heran semua, pada dapet contekan kali ya.
si bapak : ya udahlah ma, coba dulu aja semua sma negeri di depok mana yang bisa nerima. kalo gak dapet ya kita ke swasta
si ibu : swasta mana pah? swasta disini gak ada yang bagus,udah gitu mahal banget lagi. keperluan yang pada kuliah aja lagi banyak2nya, belum lagi kita naek haji taun ini.
si bapak : ya udahlah tenang aja, urusan papa itu mah. *sok tenang
si anak : *dengan tampang gobloknya melongo aja sambil sesekali baca komik seolah-olah gak bersalah
si kakak : aduhh bego banget sih lo,nyari sekolah lo susah amat, negeri gak ada yang terima. mesti ke swasta yang bayarnya bisa nyampe 10 juta lebih. *kesel karena udah 3 hari muter2 nyari sekolah buat adeknya yang tidak terlalu pintar kalo tidak mau disebut tolol.
percakapan 3 (Tempat pemungutan suara di sebuah kompleks perumahan)
ibu 1 : anaknya diterima dimana bu?
ibu 2 : itu lo di sekolah swasta ****
ibu 1 : anak saya dapet sma 1 loh *tersenyum rada mau nyombong (FYI, SMA 1 Depok adalah sma unggulan di depok yang cuma nerima anak2 pinter macam gw dulu tapi sekarang sekolah negeri ini menjadi sekolah berstandar internasional untuk semua kelas)
ibu 2 : anak saya gak ada yang diterima negeri, masuk swasta deh. sekolah sekarang mahal ya, masuknya aja 10jt lebih bulanannya belum
ibu 1 : sekolah anak saya sekarang juga mahal bu, biar kata negeri juga. masuknya diatas 5juta, bulanannya 400rb-an. pusing mikirnya
percakapan 4 (disuatu tempat entah dimana yang pasti di Indonesia)
reporter : ibu gimana persiapannya mau masuk tahun ajaran baru sekolah?
si ibu : aduhh..butuh uang banyak. buat seragam, beli buku baru, uang pangkal masuk sekolah. semuanya pake duit..orang kecil kayak saya gini, makan aja kadang susah, mau nyiapin buat sekolah gini makin mumet.
reporter : memang kira2 berapa bu kebutuhan masuk sekolah baru ?
si ibu : sekolah di kampung gini aja udah hampir 500rban buat masuk sekolah. belum perlengkapannya. ampunn deh, kalo gak dapet uang si bapak mah, biarin nganggur aja dulu. yang penting anak mah udah lulus dulu aja SD.
Sekolah dan pendidikan sekarang menjadi kombinasi 2 hal penting : kecerdasan otak +kemampuan membayar.keduanya adalah komplementer bukan saling menggantikan, kecuali meletakkan kata "sangat" di depannya.
ketika anak anda pintar tapi anda tak punya cukup uang, jangan banyak bermimpi bisa sekolah dan mendapat pendidikan yang layak, dan ketika anda memiliki uang tapi anak anda tidak pintar juga jangan harap ada sekolah yang siap menampung kebodohan anak anda kecuali sekolah itu juga dihuni oleh anak2 berotak sama.
Kecuali jika, anak anda SANGAT pintar maka bersiaplah menerima tawaran beasiswa yang datang atau jika anda SANGAT kaya mungkin saja anda bisa menyisipkan sebagian harta anda dibalik tangan pihak sekolah bermutu namun matre untuk menitipkan anak anda bersekolah disana tanpa repot2 menjalani seleksi.
Biaya adalah variabel penentu dengan tingkat signifikansi yang sangat tinggi untuk menentukan tingkat dan mutu pendidikan secara umum (karena tidak dipungkiri banyak pula kasus2 khusus yang menyalahi kesimpulan ini). Sekolah Berstandar Internasional pun kini yang sedang menjamur di Indonesia bukan sekedar mutu pendidikannya saja yang bertandar internasional tapi juga menjadi " sekola berbiaya internasional"
Ketika pendidikan merupakan hak dari warga negara dimana negara seharusnya menyediakannya agar dapat diakses secara merata dan adil justru menjadi salah satu beban terbesar setiap rumah tangga yang memiliki anak..
Tuesday, July 07, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)